Paus Masuk Islam, Yang Bodoh Siapa?


Diantara sekian banyak topik telenovella yang dibahas media satu hari ini, yang saya baca benar-benar hanya berita pengunduran diri Paus Benediktus XVI.  Setiap media memiliki cara pandangnya sendiri dalam menyajikan gossip berbalut isu agama tersebut.  Media  yang cenderung moderat lebih banyak menyoroti proses Konklaf nya,  siapa penggantinya atau bagaimana Vatikan menyikapi ini. Sementara media yang cenderung agamais mengungkap persoalan  alasan di balik keputusan sang Paus yang baru 7 tahun menduduki tahta suci Vatikan tersebut.  Adanya skandal korupsi di Vatikan, ditemukannya jaringan guy bawah tanah di Vatikan, hingga topic mengenai  Paus telah menyembunyikan fakta adanya 35 kardinal yang telah menjadi muslim.

Membaca semua berita (dan ditambah juga dengan caerita dari sejumlah blog) tentang sang Paus, saya teringat seri buku Dan Brown yang mengungkap banyak jejak di Vatikan. Saya bahkan membayangkan, jangan-jangan setelah ini Dan Brown akan menelurkan satu karya lagi yang dipenuhi dengan mitos-mitos tentang peristiwa kali ini, sehingga saya punya dapat berkelana lagi dalam labirin kota Vatikan. Dan Brown selalu berhasil membawa saya ke dalam imajinasi sebuah situasi tanpa cacat.

Namun, disini saya bukannya hendak mengulas tentang alam imajinasi yang diciptakan Dan Brown dalam pikiran saya. Namun, saya terpana dengan imajinasi yang diciptakan oleh sebagian besar penulis berita yang mengarahkan cerita pengunduran diri Paus pada alasan-alasan yang bersifat agamais. Saya memang cenderung kritis dengan sesuatu yang berbau agama. Apalagi bila alasan itu mengarah pada membanding-bandingkan agama satu dengan yang lain.

Cerita pengunduran diri Paus, pada akhirnya justru mengundang gosip murahan seperti itu, munculnya cerita-cerita aneh bahkan hujatan terhadap Katolik.  Saya pikir, golongan ini adalah orang-orang berotak dangkal yang gampang terprovokasi. Belum apa-apa, sudah iya-iya saja, sangat mudah buat di bodoh-bodohi.

Saya jadi ingat, beberapa hari yang lalu ramai beredar di BBM foto Paus benediktus sedang sholat.  Judulnya : Paus XVI tobat, ditemukan sholat di mesjid istambul Turki, subhanallah…
Awalnya saya tdk peduli dengan gambar kiriman tersebut. Melihat judulnya saja, alarm di jempol saya sudah mengkategorikan ke dalam pesan yang tidak penting dan tidak perlu diperhatikan.  Sudah bsia di pastikan isinya tidak akan membantu pekerjaan saya  ( yaaa…alasan utama saya pake BB hanyalah untuk urusan kerja).

Tadi sore, begitu mulai membaca-baca cerita tentang Paus mundur – dan baca banyak versinya, barulah saya teringat tentang BBM broadcast tidak penting itu. Sekilas memang terlihat seperti sedang sholat, Ia didampingi dua orang laki-laki Turki. Tapi kalau diperhatikan, ada yang aneh, tangan kiri Paus berada di atas tangan kanan, lalu laki-laki di kanannya lebih terlihat seperti mengusap mulut dari pada sedang takbir, dan laki-laki di kirinya matanya justru melirik kea rah sang Paus. Satu lagi, kalung salib masih tergantung di dadanya. Apakah paus Sholat pakai kalung salib?  Otak saya yang jahil berceracau, beruntung di sana gak ada FPI, coba kalau Paus mengunjungi mesjid dikawal FPI, yang ada Paus pulang babak belur di gebukin anak buahnya Habib Rizik: sholat pake salib wkwkwkwk….

Lalu saya pun baca komen di foto itu, tak lama kemudian saya tertawa ngakak – menertawakan kedangkalan kita (kita = sayapun kadang juga gampang terprovokasi  :p ), ini beberapa saya cuplik di sini:

Wow… subhanallah lahaulawalakuwataillabillah (ditulis dengan lafal hijaiyah)
Berita ini tidak akan disiarkan secara umum, nanti bsia jadi kontroversi, bisa-bisa dunia gereja gempar… (wwkwkkww…ya iyalah, secara gosipnya stupid abis)

Udh banyak cardinal yang masuk islam sembunyi-sembunyi, banyak juga di penjara, ada juga yang di bunuh, atau lari ke afrika menyelamatkan diri.

Dari foto dan komen itu, otak saya merasakan  makna: saya bangga menjadi orang islam, paus saja sudah masuk islam,

Namun akal budi saya berkata : kasihan sekali, kita mau saja di bodoh-bodohi.  Bukankah bodoh namanya apabila kita melontarkan kalimat pujian ketika seseorang (jika benar) sholat sambil memakai salib ? sholat sambil masih mengenakan lambing keyakinan umat kristen, bukankah itu pelecehan?

Foto yang bikin heboh

Yaaa...kita gak boleh bersuudzon, mungkin saja mereka itu tidak  menyadari bahwa paus mengenakan salib, atau  tangan kirinya di atas tangan kanan, atau zucchetto (topi yang dikenakan imam katolik) yang masih nyantol di kepala sang Paus, tetap saja mereka saya sebut bodoh. Bodoh kenapa percaya begitu saja, bodoh kenapa tidak memperhatikan dengan lebih seksama, bodoh karena mau menerima apa saja yang diberikan orang kepadanya tanpa mempertanyakan ini itu (padahal lambang-lambang itu masih sangat jelas terlihat di foto), sementara di luar sana, orang yang dengan sengaja menyebarkan foto itu tertawa terpingkal-pingkal 


Topik seseorang, apalagi selebriti atau orang terkenal lainnya menjadi muallaf selalu menjadi isu yang hot.
Masih ingat awal mula tersingkap bahwa Obama pernah tinggal di Indonesia, tiba-tiba saja beredar kabar Obama sudah memeluk Islam.
Bertahun-tahun sebelumnya, ketika Lady Diana dikabarkan tewas dalam kecelakaan bersama pacarnya, tak lama setelah itu juga tersiar berita sang putri sudah berniat masuk islam (karena pacarnya seorang muslim), toh tetap saja dia dimakamkan secara kristen. Meski waktu itu masih SD, tapi saya sepat terjebak dalam euforia berniat masuk islam itu.

Sekarang baru saya tak habis pikir, kenapa kita musti meributkan agama orang lain?
Apakah tidak cukup kalau kita hanya peduli pada iman dan keyakinan kita sendiri?
Lalu, apa pentingnya kalau ada orang lain masuk Islam?
Apakah faktor jumlah pengikut satu agama mempengaruhi keimanan seseorang terhadap agamanya? Apa yang terjadi nanti bila tiba-tiba ada lembaga survey yang bilang jumlah umat muslim berkurang 10% setiap tahunnya, apakah keyakinan kita juga akan berkurang? (semoga tidak).

Pertanyaan-pertanyaan itu bertebaran di kepala saya.
Terlebih lagi dengan aplikasi Yahoo yang sekarang memunngkinkan pembaca menulis komentar. Sudahlah berita yang nongol basi-basi, yang komentar gak jauh-jauh dari isu SARA. Ckckckck.....

Satu lagi peristiwa lucu saya alami satu minggu belakangan ini. Saat ngobrol dengan bersama Gindut & Indibug, seorang 'old friend' bertanya: "Kamu tau kabar bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin dalam perang membela islam di palestina?"
Pertanyaan sensitif. Tidak hanya saya, dua sahabat saya juga ikut bereaksi.
Kenapa kita harus membawa embel-embel agama untuk melakukan sesuatu?
Membantu palestina karena banyak orang islam yang terdzolimi. Gimana ya kalau ada satu negara yang sedang perang tapi penduduknya non muslim? Apakah kita akan diam begitu saja?

Saya seorang muslim, bukan muslim yang terlalu taat beragama. Skala 1 – 10, mungkin nilai agama saya hanya sekitar 6 – 7 (meski di rapor saya selalu mendapat angka 9 – nyaris sempurna). Agama menurut saya adalah label yang ditempelkan di jidat kita, ketika kita pergi ke mesjid, gereja, vihara, pura ataupun tempat peribadatan lainnya.  Saya lebih mendalami keyakinan, keyakinan tentang sesuatu, tentang baik dan buruknya terhadap saya dan orang-orang di sekitar saya.




Komentar

Postingan Populer