Tiba-Tiba Thailand part 2: Kerja + Travelling
Bagi saya, traveling itu bukan tentang kemana kita pergi, tapi bagaimana kita menikmati perjalanan tersebut. Dalam setiap perjalanan, pasti ada hal-hal yang terjadi di luar rencana atau malah jauh sangat dari ekspektasi kita. Hanya ada dua pilihan dalam menghadapi situasi ini: menerima dengan lapang dada lalu mencari jalan keluar terbaik, atau misuh-misuh sepanjang hari dan ngomel sana sini. Alhamdulillah, sepanjang sejarah traveling saya yang tidak seberapa ini, saya lebih banyak menikmati ketimbang mengomeli. Apalagi, saya termasuk yang mengusahakan traveling di tengah-tengah tugas negara yang sebarek-abrek. Waktu yang singkat harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
So, menyambung cerita Tiba-Tiba Thailand sebelumnya, kita lanjutkan lagi bagaimana petualangan empat orang ini selama di Thailand. Jadi, keempat orang ini memiliki misinya masing-masing:
Saya : meeting dengan klien + kasih semangat buat trainee Chuang asal Indonesia + nonton Chuang Live
Sabila : handling media + back up wawancara dengan para trainee + kasih semangat buat trainee Chuang asal Indonesia + nonton Chuang Live
Arman (wartawan dari media entertainment yang ditugaskan) : liputan + menulis berita + konten + lari pagi
Dini : Cari kafe tenang untuk bekerja di depan laptop + menemani saya shopping
Sawadikap Bangkok
Kami mendarat di Don Mueng, Bangkok hari Sabtu Malam sekitar pukul 20.00. Dari Bandara, kita langsung menuju hotel di kawasan Sathon. Kenapa pilih di Sathon? supaya tidak terlalu jauh ke lokasi event Chuang di Iconsiam.
Setelah menyelesaikan proses check ini, kami segera menuju satu kawasan kaki lima di pusat kota Bangkok untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Meski waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, namun suasana masih ramai. Kami memilih satu meja yang kebetulan kosong, di dekat tenda penjual makanan dengan logo halal. Oh ya, sebenarnya tidak sulit mencari makanan halal di sini, mengingat Thailand bagian selatan justru beragama Islam.
Saya memilih Pad Thai, mirip kwe tiauw tapi rasanya ada gurih dan asam khas Thailand. Tak ketinggalan dessert favorit saya : mango sticky rice. Sumpah enak banget. Cukup lama kami makan sambil ngobrol di sini, di tengah orang-orang yang masih berlalu lalang dan tentu saja dengan cuaca Bangkok yang hangat itu.
Sekitar pukul 11.00, Dini mengajak kembali ke hotel. Hmm... saya lupa bilang, kadang Dini memang lebih mirip emak yang harus mendisiplinkan anak-anaknya sih hahhaha...
Komentar
Posting Komentar