Menuju Baitullah [3] - Random Things

Sebelum kloter terakhir jamaah haji tahun ini tiba di tanah air, baiknya kita selesaikan dulu seri cerita perjalanan ke Baitullah ini. Jika tidak, mungkin entah kapan akan selesainya πŸ˜‚

Btw - resolusi awal tahun ini "one day one article" , kenyataannya sudah mau habis semester pertama, baru jadi 2 tulisan wkwkkw.... Ya Allahh....gimana hambamu ini mau jadi penulis papan atas kalau tingkat kemalasannya menulis sudah tidak tertolong πŸ˜–

...

...

Baiklah, mari kita mulai dengan melanjutkan cerita yang terpotong ini. Sebenarnya saya bingung mau cerita apa lagi hahahaha...tapi setiap buka galery foto, seakan masih banyak kisah yang perlu dituliskan. Jadi mungkin cerita kali ini saya sekadar merangkum percikan-percikan ingatan, jadi kemungkinan besar akan lebih random, loncat sana loncat sini. Nikmatin aja ya gaesss yaa πŸ˜†




Ketemu Bestie Se-Frekwensi

Jadi begini pemirsa yang budiman. Mungkin memang benar adanya, bahwa kehidupan kita di bumi ini seperti magnet, saling tarik menarik bila bertemu kutub-kutub yang saling melengkapi. Woilahh....ini filosofi dari manaa? πŸ‘»

Intinya, saya ketemu teman seperjalanan ibadah yang sefrekeunsi. 

Ingat kan ya di awal saya cerita sengaja menikmati 'solo' traveling ini demi sedikit menghindar dari hiruk pikok kehidupan sosial. Kenyataannya, saya tidak bisa menghindari takdir bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial 😚

Memiliki foto menikmati kopi dan cake sambil memandang Masjidil Harram  adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi. Bahkan, sejujurnya, saya pun tidak tahu bahwa kafe ini adalah tempat yang cukup viral.

Semua berawal dari suatu sore di Madinah. O ya, sebenarnya sejak awal keberangkatan kita sudah saling bertegur sapa, tapi ya hanya sebatas bertukar nama dan saling melempar senyum saat berpapasan. Nah, suatu sore, saya dan Aisya - teman sekamar berniat jalan-jalan di sekitar masjid Nabawi. Saat siap-siap hendak berangkat, Ibu S, salah satu teman sekamar bilang bahwa ada tanda-tanda menstruasi. Sontak kita semua khawatir, bagaimanapun kita semua ingin beribadah sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat ini. Tapi yaa.. sebagai perempuan, kita tidak bisa menyangkal bahwa kita istimewa 😚

Perkara menstruasi saat hendak beribadah umroh ataupun haji, sekarang sudah ada solusinya kok. Saya sendiri sebelum berangkat sempat konsultasi dengan bidan, khawatir tiba-tiba menstruasi. Sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan saya sudah dibekali primolut - obat dengan kandungan hormon norethisterone yang merupakan hormon progesteron yang dapat menunda haid untuk waktu tertentu. Sayangnya, saya bawanya pas-pasan sesuai hitungan bidan. Demikian juga dengan Aisya. 

Di tengah kekisruhan itu, Aisya tiba-tiba ingat dengan jemaah lain yang entah bagaimana ceritanya dia ada mendengar membawa primolut dengan jumlah berlebih. Akhirnya dia hubungilah, namanya mba Sari. Nggak lama kemudian mba Sari datang ke kamar kami bersama Mba Mita yang ternyata mereka ini  bestie sekantor😘) membawakan primolut untuk ibu S. 

Setelah sejenak menenangkan ibu S dan meminta beliau beristirahat, kami akhirnya keluar, melanjutkan niat semua - jalan-jalan sore di sekitar Masjid Nabawi. Dan kali ini, tidak hanya saya dan Aisya, namun juga mba Sari. Berkat mereka juga saya jadi tahu toko-toko dan spot-spot viral seperti toko Sulawesi yang menjual pernak pernik 2 riyal. 

Toko Sulawesi - isinya orang Indonesia semua πŸ˜…





Komentar

Postingan Populer