Worth it to Visit: Kuala Lumpur
Sejak beberapa tahun yang lalu, si bestie tukang pelesir ngajakin ke Kuala Lumpur. Dia sendiri udah sering banget bolak balik ke negeri jiran itu, tapi kayaknya g ada bosennya dia ngajak saya ke sana. "Lu harus ke KL bun," begitu selalu. Entah ada misi apa dia harus banget bawa saya ke sana.
Oh ya, bestie yang saya maksud itu Andini, nih kenalan dulu, mungkin nanti-nanti (nanti-nanti...kalau udah rajin lagi menulis wkwkwk..) akan banyak tulisan yang menyebut-nyebut namanya hahahah....
Sejujurnya, bukannya tak mau melihat Malaysia. Hanya saja, ada secuil masa lalu yang berkaitan dengan Malaysia, yang masih mengganjal di hati. Lain kali, mungkin kita bisa bicarakan lewat tulisan-tulisan random ini :)
Roller Coaster
Benar kata orang-orang, tahun ini (2023) ini cukup berat. Pasca Covid, ekonomi jungkir balik, tahun politik dan banyak alasan lainnya. Bagi saya sama, kehidupan di rumah sebagai istri dan ibu rasanya semakin berat. Lari ke kantor, tidak jauh berbeda, semua bertumpuk tumpuk. Saya juga jarang beredar di WAG teman-teman, ajakan-ajakan keluar juga nggak saya tanggapi.
Ada banyak perjalanan keluar kota, tapi agenda selalu padat, kayaknya buat bengong dan menyendiri pun nggak bisa. Sampai ada masa saya mempertanyakan "apa yang bisa saya nikmati belakangan ini sebagai diri saya sendiri?"
Sekitar Agustus, di tengah saya ngobrol di telp dengan Dini bahas rencana trending topic di Twitter, dia bilang "Gw tahun ini pengen ngajak lu trip ke luar deh,"
Semula niatnya masih pengen ngeles buat menolak. "Hmm...iya sih..cuma tahun ini tabungan gw tuh beneran nggak ada," jawab saya asal.
"Ahh...kayak nggak pernah aja. Bisalah kita gass cari cuan lagi..yang penting lu bisa kabur aja 4-5 hari," ujarnya.
Daaann...eng ing engg....hari-hari selanjutnya beneran dong, ada aja kerjaan dan finally, sampailah kita pada hari check in di terminal 2 Soekarno Hatta :)
Packing Kilat
Adakah yang samaan, baru packing min sekian jam dari keberangkatan? ini tuh kita ada masalah apa ya? wkwkwkkw....dahlah, walaupun selalu bilang 'next nya nggak mau gini lagi' tapi kenyataannya, selalu terjadi seperti ini. Tapi so far sih, atau mungkin karena sudah jadi kebiasaan ya, dan juga saya bukan yang bawa banyak printilan, jadinya aman-aman aja, nggak ada barang penting yang harusnya di bawa tapi tertinggal :)
Eniwei, ini kebiasaan yang tidak baik untuk ditiru sih ya..wkwkwk
Welcome to Kuala Lumpur
Kamis pagi, saya dan Dini sudah mendarat cantik di KLIA, setelah terbang hampir 2 jam dari Jakarta. Langit dan awan sebetulnya sangat cerah begitu kami menyusuri garbarata berdinding kaca. Tapi hari itu, saya jetlag luar biasa. Sebabnya juga karena belum tidur semalaman, di tambah hari-hari sebelumnya juga banyak hal mendesak yang harus dikerjakan. Rasanya beneran oleng. Bahkan sempat Dini ngajakin ngobrol saya nya masih ngang..ngeng..ngong.. g nyambung bestieee...
Ada pula lah kejadian, waktu kita ngelewatin imigrasi. Biasanya saya yang suka ketahan, tapi kali ini malah Dince yang lama banget diwawancaranya. Begitu lolos, Dini cerita, si Pak Cik petugas imigrasinya kepo kita nginap di rumah kawan perempuan apa laki-laki. Huahahhaha.... kalo yang ini, meskupun jetlag saya masih nyambung sih, ketawa ngakak akhirnya sepanjang jalan menuju KL Sentral. Oh ya, dari KLIA menuju KL Sentral, kita pilih naik bis. Mengingat hari masih pagi, kita juga g buru-buru, dan tarif biss tentunya lebih hemat, jadi mari bersantai menikmati pemandangan kota :)
Sekitar 1 jam perjalanan (kalau nggak salah), bis akhirnya tiba di KL Sentral. Eniwei, KL Sentral ini kan pusatnya semua transportasi, jadi kayak terminal gede yang dari sini kita bisa kemana aja dan pilih tarnsportasi apa aja: bis, MRT, LRT, monorail, kereta, semua ada. Tapi yaa...kok ya senyaman ituuu, nggak ada sumpek-sumpeknya. Malah kita tuh dibikin seakan lagi nggak di terminal, secara itu terminal di kombinasi sama mall, atau mall yang terintegrasi dengan terminal? nah..bingung kan?
Dari KL Sentral ini, kami sudah di jemput oleh Kak Noor, teman traveling Dini yang berlanjut jadi teman pasca traveling :) . Long short story, Dini di KL ada teman, namnya K Noor dan K Miza, dan kita 'dipaksa' menginap di rumahnya, at least 1 malam aja. Oke deh, kita suka begini, melokal ye kaannn...
Meskipun baru berkenalan dalam hitungan jam, tapi dua orang kenalan baru ini sangat baik, tulus sih lebih tepatnya. Dan lagi, pertanyaan pertama yang dia ajukan adalah 'Nak jadi turis kah atau nak melokal?' So pasti lah ya, kita tim yang lebih suka melokal hahahah...
Nah, jadilah, hari pertama di KL kita di ajak city tour. Di tengah sisa-sisa pening di kepala, saya masih ingat K Noor cerita "Ini cenral market, kalau Nila nak jadi turis, wajib datang sini, beli souvenir. Tapi karena hari ni kita nak melokal kita lewat je.." huahahaha.... sukaaa sama pemandu turis satu ini ^^
Hal pertama yang kami lakukan di Kuala Lumpur adalah makan siang. K Noor mengajak ke satu kedai makan yang cukup ramai, dan sepertinya berada di kawasan bisnis/ perkantoran. Saya lupa nama daerahnya. Kami pesan nasi kerabu, hidangan khas Kelantan/ Trengganu. Nasi Kerabu ini berwarna ungu, dengan pilihan lauk ayam dengan bumbu yang gurih, telur asin atau berbagai pilihan ikan, sambal dan lalapan sayur. Minumnya tentu saja, ais tea alias teh susu khas Malaysia.
Beres urusan makan siang, kami lanjut ke Bukit Bamboo, sebuah kawasan elit yang sedang di kembangkan. Ke sini sebenarnya karena ada misi penting yang harus di selesaikan: foto-foto di taman dengan kolam ikan & beli tumbler starbuck :))
Sudah hampir sore, waktunya ngopi - ritual wajib ini kayanya ya. Lagi-lagi K Noor bawa kita ke tempat yang oetentik banget. Lokasinya juga kayaknya agak pinggiran dan lagi-lagi saya lupa namanya hahahha....
1 hot latte + sepasang telur 1/2 matang yang dimasak secara manual akhirnya berhasil mengembalikan jiwa yang sebelumnya tersangkut entah di mana.
Satu lagi yang tidak boleh dilewatkan saat berada di Kuala Lumpur adalah jalan-jalan malam menikmati pemandangan kota. Sukaa banget sama city viewnya, gedung-gedung pencakar langit + kerlap kerlip lampu beragam warna. KLCC Tower alias petronas atau si menara kembar, Menara Kuala Lumpur, KL 118 ... you name it - semempesona itu ternyata.
Tapi, diantara spot-spot iconik Kuala Lumpur tersebut, River of Life bagi asaya adalah yang paling magis. River of Life merupakan titik pertemuan 2 sungai, sungai Klang dan sungai Gombak. Kedua sungai inilah yang menjadi jantung kehidupan masyarakat setempat. Tepat pada titik temunya, berdiri Masjid Sultan Abdul Samad, Mesjid Tertua di Kuala Lumpur.
Pada 2011, proyek River of Life dimulai. Proyek ini meliputi restorasi sungai, saluran air dan cultural budaya di sepanjang sungai. Proyek ini bahkan pernah masuk dalam 10 saluran air terbaik di dunia versi majalah Independent di London.
Saat itu jelang waktu isya, dan hujan baru saja berhenti. Jelas pada jalanan menyisakan air. Kami musti berjalan hati-hati agar tidak terpeleset. Dan saya sungguh terpesona dengan apa yang saya lihat di hadapan mata. Sungai yang mengalir deras, kombinasi pencahayaan berwarna biru dengan malam yang pekat, lalu di tengah-tengah berdiri mesjid tua nan megah. Ada sayup lantunan ayat suci, ada kabut tipis menyelimuti permukaan sungai, dan di bangunan tua bantaran sungai, ada selapis mural bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Saya terpukau, bisa dibilang ini pemandangan terindah sepanjang tahun ini.
Kuliner yang Memanjakan Lidah
Kulineran mungkin berada di bagian bawah to do list saya kalau traveling. Bukan hanya traveling sih, di keseharian saya bukan seorang penggila kuliner. Bisa dibilang urusan makan, saya sebenarnya agak picky. Saya tidak pilih-pilih makanan memang, tapi tidak banyak dari jenis makanan yang benar-benar saya nikmati.
Nah, beda cerita begitu tiba di sini. Rasanya semua sajian enak. Nasi Kerabu dengan porsi yang cukup besar (bagi saya) bisa habis. Lalu malamnya 1 porsi ketan mangga, 1 porsi maggie tom yam, habis tak bersisa. Lalu berbagai jenis menu selama 4 hari ngebolang di negeri orang ini, nasi kandar, nasi lemak, roti kaya (bahkan porsi double + 2 telor 1/2 matang - lagi), dan beberapa kali makan tengah dengan menu lokal, habis saya libas :)
Shoppppingggg
Saat merencanakan keberangkatan, Dini sempat bertanya "Bun, kamu mau bagasi nggak?"
Waktu itu tanpa berfikir dan kelewat pede saya jawab "Nggak"
Kenyataannya, begitu mau balik, kita malah beli bagasi tambahan hahahahha.
Gimane ceritanyeee???
Jadi begini ceritanya pemirsah.
Berawal dari saya yang saat menginap di rumah kak Miza kerjaannya ngepoin barang-barang unyu di rumah Kak Miza. Mulai dari gantungan lemari, gantungan kamar mandi, colokan universal sampai filter air. Lalu K Miza kasih info, beli barang-barang lucu itu di Eco Shop. Nah...mulai ngaco deh itienerarinya.
Sumpah ya, selama saya sama Dini ngebolang, nggak pernah ada tuh di itien kita agenda shopping. Kalaupun ada agenda masuk pasar, pastinya itu pasar tradisional dan tujuan kita ke sana biasanya ngeliatin buah-buahan atau ikan-ikan yang nggak pernah kita temui di Jakarta. [Ssst...saya bahkan pernah beli ikan teri waktu di Tai O, lain kali kita cerita-cerita yaa :p]
Nah, entah karena memang barangnya lucu-lucu atau emang K Miza yang jago marketing, alhasil bertambahlah satu agenda : belanja di EcoShop.
EcoShop ini seperti Mr DIY lah, tapi dia 1 harga, semua barang harganya sama, RM 2,4 saja - sekitar 8 ribuan. Kalap kan tuh. Kita bahkan 2 kali dong ke EcoShop wkwkwk...dan total pembelian saya hampir 50 item, dan ini bukan oleh-oleh semua ya, tapi buat kebutuhan di rumah. Kaos kaki, tumbler, pewangi mobil, pulpen dan penghapus, dll. Kalap deh pokoknya. Inilah alasan kenapa kita akhirnya beli bagasi tambahan :[
Selain ke EcoShop, saya akhirnya juga sempat muter-muter di KL Sentral. Gara-garanya pengen beli gamis dan kerudung khas Malaysia gitu, Dini rekomen ke Nailofa, satu brand fashion yang cukup oke di Malaysia. Dan ternyata benar, beli 1 kerudung di sana bahannya ademmmm.
Sebelum pulang, kita memang akhirnya mampir juga ke Central Market. Tapi cuma di bagian depannya saja, nggak sempat masuk. Kayaknya udah kehabisan energi deh, akhirnya ke sana tujuannya cuma buat jajan Ais Tea di kedai Yusof danZakhir dan bikin 1-2 foto di depan Central Market.
Eniwei, tujuan trip kita kemarin itu bukan hanya KL, tapi juga ke Taiping. Ceritanya di lanjut setelah ini yesss
Komentar
Posting Komentar