Daun Kelor Ternyata Tak Terlalu Lebar

Kalau ada orang bilang dunia tak selebar daun kelor, kata gw itu ada benarnya. Meski belum pernah lihat daun kelor seperti apa, tapi ini kata orang tua-tua yang paling banyak gw buktikan.
*maaf, interupsi, tiba-tiba ingat di daerah matraman ada  namanya Gang Kelor, tapi ukurannya lebih lebar dibanding-gang gang lain yang pernah gw temuin. Gang Kelor di Matraman itu, mestinya sih muat dua mobil, kalau gang lainnya kan biasanya lewat satu mobil aja udah senggol kiri kanan.

Jadi begini ceritanya pemirsah,
Dua bulan tearkhir, gw dan 3 Rempongers: Gindut, Indibug dan Rambo ngambil kursus bahasa inggris. Kenapa di umur segini kita masih kursus? ooopsss....belajar tak kenal usia man, lagipula kita masih muda-muda begini kok, kepala empat aja belum :p
Kalau kata si Indibug sih, kita ngikutin les ini karena kebanyakan duit...hehhehehe....

Tempat kursus ini ada disekitar Pondok Pinang, gak begitu jauh dari terminal lebak bulus. Hahahaha....patokannya terminal, ketauan banget yah mantan kenek deborahnya...



Lokasi yang searah pulang adalah alasan pertama kita mau buang-buang duit disini. Hadehhh....jadi ngikutin istilahnya si Indibug deh tuh. Ok, gw ganti aja, sebutlah ini investasi buat anak cucu kami kelak, biar mereka pada bangga nenek kakeknya pada lancar cas cis cus ngomong basa bule-bule sana.

Pertimbangan lain adalah, kita bisa bikin kelas sendiri dengan topik bahasan yang kita pilih sendiri ....hmmm...meski kadang si mister Rasul, sang teacher suka mengalihkan pembicaraan ke topik-topik yang dia suka.

Nah, alasan terakhir yang bikin kita betah disini adalah, rumahnya Mister rasul yang dijadiin tempat ajar mengajar ini punya halaman nan cantik banget. Meski tak seluas lapangan bola, namun rumput hijau yang tumbuh subur serta tanaman yang ditata rapi, bikin suasana adem. Ditengah taman, ada ayunan anak-anak , tapi bisa dipake juga buat orang dewasa - karena keluarga ini punya beberapa bocah.

Sedari awal datang kesini, udah ngiler buat sekedar duduk diayunan dan sambil menikmati semilir angin malam, cieilaaahh...bahasa gw keren amat yaa..

nah, berhubung kita selalu datang terlambat, jadi kesempatan itu tak pernah ada. Les seharusnya mulai pukul 7 pm, tapi kita baru nongol 7.30 pm. Untung aja mister Rasul orangnya cukup sabar dan tidak suka menyiksa, jadi gak ada tuh cerita kita ditungguin pake penggaris papan yang siap digebukin ke pantat kita.

Hari ini, kebetulan kita bisa nongol di tempatnya Mister Rasul lebih awal. Pukul 7.03 pm sudah tiba. Sayangnya ruang kelasnya masih gelap dan tertutup. Ishh...sempat khawatir jangan-jangan hari ini kelasnya gak ada lantaran besok mau idul adha. Tapi tiba-tiba ada ibu-ibu keluar rumah, dia bilang Mister Rasulnya sedang sholat di mesjid belakang rumah itu.

Akhirnya kita bisa bernafas lega. Tanpa dikomando, kita langsung menyerbu ayunan yang ditaman. Hakakakaka.....dasar Rempongers pada norak, kayak gak pernah teka aja. Kita asyik main ayunan sambil ketawa ketiwi. Apalagi begitu Rambo keluarin kamera dan langsung jepret-jepret. Horayyyy....

Lagi asyik-asyiknya poto-poto, ada Bapak-bapak keluar dari rumah dan dengan suara agak keras bilang: Apa ini berisik sekali?
Ops...yang punya rumah keluar, seorang Bapak agak botak dan badannya besar. Hihihi.....indibug aja saking kagetnya langsung bediri dari ayunan. Gw juga spontan berdiri dan menjauh dari ayunan. Namun begitu melihat dengan jelas perawakan sang pemilik rumah, gw langsung teriak sambil berlari ke arah Bapak itu.

Bapaaaaa...kkkkkk *gerakan slowmotion

Gw juga langsung ambil tangannya dan salamin. Gindut juga bereaksi sama kayak gw. Rambo dan Indibug ikut-ikutan gaya gw dan gindut. Sirhan dan Gu Jun Pyo yang tadi nganterin kita ke sini juga ikut salam-salaman. Si Bapak akhirnya bingung.

Gu Jun Pyo yang sadar muka bingung si Bapak akhirnya bilang "Pak, ini IISIP semua,"

Sambil tepok jidat, si Bapak bilang: Oalah, pantes pada panggilnya Bapak, biasanya saya dipanggil om

Hihihiiiii...gw sempat lirik-lirikan sama Gindut *nakal

Laki-laki paruh baya nyaris botak dan agak gendut itu adalah dosen kita jaman kuliah di kampus tercinta. Belio adalah dosen agama (tapi ada juga yang bilang dosen Pancasila? mana yang bener?)
Namanya Pak Yafis. Meski ngajar mata kuliah yang konon kabarnya tak populer, tapi belio ini cukup populer dan gahol di kalangan mahasiswa. Akhirnya, selanjutnya, anda bisa menebak apa yang terjadi kan pemirsah??

Malam itu gw merasa Happy, gw merindukan  hari-hari dulu dikampus tercinta. Saat-saat gw menikmati hidup full of spirit, tak peduli panas dan keringat, apalagi hujan. Efeknya, gw pun menunjukan taring untuk mendebat MIster Rasul nyiahahahahha......*ketawa setan

Reuniannya cukup diterusin sama Gu Jun Pyo, sementara gw dan 3 Rempongers akhirnya melanjutkan belajar di kelas karena Mister Rasul sudah siap mempertanyakan homework yang dia kasih minggu kemarin. Perlu diketahui, cuma Gindut yang ngerjain. Huh...sok rajin emang, kamu memang mau cari perhatian yaa sama mister rasul ? *iri hati *pitnah

Sebelum kelas dimulai, Gindut sempat minta klarifikasi ke mister Rasul. ternyata Bpk Yafis adalah uncle nya si Mister Rasul. Dan entah kenapa, gw, Gindut, Indibug dan Rambo seperti mendapat semangat tambahan. Meski Mister rasul membahas topik yang kita tidak suka, seperti sufisme dan subconscious, tapi kita berhasil membalikkan serangan yang berakibat pada bobolnya gawang lawan sodara-sodara.

Well, kadang universe bekerja dengan cara yang unik. Dia mempertemukan gw dengan orang-orang yang tidak gw duga akan bertemu kembali, di saat yang juga tak terduga, dan selalu ada makna pada setiap pertemuan itu. Seperti yang pernah dikatakan Gindut: Universe never let us go

Jadi, kalau orang bilang dunia tak selebar daun kelor, gw mau bilang: Daun kelor tak terlalu lebar kok,
so, jangan takut untuk menyebrangi dunia untuk meraih impianmu \(^0^)/

*Poto-potonya sayangnya masih di kameranya rambo hiksss....

Komentar

Postingan Populer