Menuju Baitullah [2] - Umroh Dapat Apa?

Benar adanya, tak ada yang tak mungkin bila Engkau sudah berkehendak

Kalimat inilah yang selalu lalu lalang di kepala pasca kepulangan saya dari Tanah Suci. Hal-hal yang hanya terbersit di hati, dan saya sama sekali tidak menyangka akan terjadi, Allah SWT berikan jawabannya. Setiap kali mengingat waktu demi waktu yang saya lalui, ada air mata yang ingin tumpah. Ya Allahh...ternyata gw secengeng itu :( 

Semua berawal dari MinLeh alias Admin Sholehnya @umroh.backpacker.id mengabari bahwa keberangkatan yang seharusnya 16 januari 2024, maju jadi 11 Januari 2024, berikut dese kirimkan rough itienerari-nya:

11 Januari : Perjalanan menuju Madinah

12 Januari : Ziarah sekitaran Masjid Nabawi

13 Januari : City Tour di Madinah

14 Januari : Perjalanan dari Madinah menuju Makkah + Umroh pertama

15 Januari : Free program 

16 Januari : City Tour Makkah + Umroh kedua

17 Januari : City Tour Makkah + Umroh ketiga

18 Januari : Tawaf Wada + perjalanan dari Makkah menuju Jeddah

19 Januari : Tiba di Indonesia


Sungguh, dari awal membaca ini, sampai detik-detik pergantian hari ke 15 Januari 2024, saya tidak berekspektasi apa-apa. Satu-satunya yang saya ucapkan dalam hati adalah ucapan syukur, atas izin Nya saya bisa menginjak tanah Harram..

Ok, kita spill dulu foto pertama dalam rangka perjalanan ibadah ini, kalau bukan karena di minta Mandeh, mungkin tak akan ada first look ini wkwkkw...

So, saat yang lain pergi dengan keluarga, saya pergi seorang diri. Ada sedih-sedihnya sih.. sedihnya kalau urusan foto kayak begini, nggak ada yang motoin wkwkwk... Lalu saya menghibur diri dengan "anggap aja lagi solo travelling, kapan lagi menikmati kesendirian sembari ibadah " :p

Btw, sebelumnya sempat bahas dengan Suamik, gimana kalau dese sekalian ikut aja. Setelah berpikir panjang dan dengan banyak pertimbangan (terutama anak-anak), akhirnya dia izinkan saya berangkat sendiri saja, sambil berniat menabung lagi agar bisa kembali ke Tanah Suci sekeluarga. Aaminn. 

Sebelum lanjut cerita, kita spill dulu hal-hal random yang belakangan ternyata sesuatu banget ..

Koper ukuran 24 + backpack hitam kece abis. Btw salah satu alasan ambil paket backpcker karena perlengkapan yang di kasih tuh se kece ini wkwkwk . Backpacknya ada tempat buat laptop, yang tadinya saya mau mencatat rekor seminggu tanpa menyentuh laptop, akhirnya malah dibawah juga :( 

Pertama kalinya bertemu travel agentnya secara langsung, ini saat penjelasan teknis di bandara dan kita dibagikan boarding pas + visa, plus dikasih pouch tambahan. Mbak-mbak yang kiri Tour Leadernya - yang belakangan malah kita jadi besti-an, dan mas-mas yang kanan, ternyata dese lah si MinLeh yang postingannya bikin saya meleleh wkwkwkwk..

Pouchnya lucuuu...ada isinya semprotan, obat-obatan dan vitamin, berguna banget pokoknya. Sampai sekarang pun masih kepake :) 



International Airport Pangeran Moh bin Abdul Aziz di Madina. Lupa ini siapa yang fotoin. Awalnya nggak ada niat foto, tapi ada satu ibu-ibu yang kasian ngeliat saya sendirian keknya, lalu dirayulah, belio bilang "kapan lagi foto di sini, sini mba saya fotoin". Ahh.. baru sampai bandara aja udah dikasih kebaikan begini...gimana gak bilang terimakasih mulu gw sama Allah SWT?

Masjid Nabawi - Madina

Tiba di International Airport Pangeran Moh bin Abdul Aziz - Madina sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Dari sini, kami sekitar 30 orang dalam satu rombongan langsung diangkut dengan bis ke hotel. Jarak perjalanannya hanya sekitar 30 menit. Dalam perjalanan menuju hotel ini juga kami berkenalan dengan Muthowwif yang akan memandu pelaksanaan ibadah umroh, ustad Tholib asal Madura. 

Ada satu pesan sang Ust dalam perjalanan menuju hotel yang saya ingat dan terapkan agar dapat beribadah dengan tenang. Beliau bilang yang kira-kira begini : Selama 9 hari kedepan, mari kita lupakan sejenak soal pekerjaan, anak/suami/keluarga lainnya, karena niat kita hari ini adalah datang untuk Allah SWT. 

Jujur, sebelumnya saya sempat khawatir dengan anak-anak, bagaimana bekalnya ke sekolah, bagaimana PR PR nya, seragamnya, dll. Setelah mendengar pesan dari Pak ustad, saya coba ikuti. Saat itu, satu hal yang ada di pikiran saya: kali ini saya adalah tamu, pak Ustad ibarat penjaga rumahnya, sebagai tamu, saya harus nurut apa kata penjaga rumahnya. 

Alhamdulillah... saya terapkan dan rasanya sungguh dimudahkan :). Trims pak ustad. 

Pintu 338, gerbang  yang langsung berhadapan dengan pintu masjid Nabawi  bagian perempuan. Hotel Hotel Al Fayroz Shatta - tempat kami menginap pas banget di depan ini, dan di dalam kawasan masjid Nabawi inilah rumah sekaligus tempat terbaringnya Baginda Rasulullah SAW. Kurang apalagi nikmat Mu ya Allah... dikasih kesempatan tidur hanya berjarak berapa ratus meter dari rumah Nabi Muhammad SAW. Belakangan saya tau, seharusnya hotelya bukan di sana, tapi beberapa blok dari Masjid Nabawi. Entah kenapa last minute dot com di pindah ke sini .


Pintu 26 ... semakin dekat dengan makam Nabi 

Langkah-langkah pertama memasuki Masjid Nabawi, untuk menunaikan sholat Isya. Kudu bawa kresek buat tempat sandal, biar g perlu titip - titip

Mukena buatan Mandeh nan di Padang :)

Saya suka berada di Masjid Nabawi. Benar-benar tenang, damai. Saya suka saat sepertiga malam, melangkah setapak demi setapak menyusuri ubinnya meski dingin menusuk, bersujud dan mengadu kepadaNya, membaca ayat demi ayat dari Qur'an wakaf dari jemaah-jemaah sebelumnya yang tersusun rapi disetiap pilarnya, suka melihat kebahagiaan anak-anak yang berlari-lari di pelatarannya. Ajaib banget, selama di Madinah, saya selalu merindukan setiap waktu sholat, karena saat itulah moment hati ini terasa sangat tenang. 


FYI, Januari itu masih musim dingin. Ini sekitar jam 7.30 pagi di depan hotel, suhunya sekitar 14 C. Jangan lupa pake coat biar kece wkwkwkw. Btw, abaikan mba-mba TL yang nyempil di sebalah kiri, lagi sibuk manggilin jemaah biar segera ngumpul, udah ditungguin bis hahahah...

Difotoin pak Ustad, jadi gayanya begini aja wkwkwk

Day 2 - mulai ketemu teman sefrekuensi. Ah elah... 'si yang katanya mau menikmati kesendirian' malah tetap aja bikin gerombolan wkwkwk..

Jam 12 siang, mataharinya sedekat itu dengan kepala. 

Hmm.. awalnya masih malu-malu, besokannya udah malu-maluin wkwkkw

Tetap jajan buah ditengah gempuran pedagang coklat :)


Melaksanakan Umroh

Sesuai itienerary, pada 14 Januari pagi, kami harus bertolak dari Madinah menuju Makkah untuk mulai melaksanakan umroh. Seharusnya, pukul 9 pagi kita sudah harus berangkat dengan perkiraan waktu tiba di Makkah sekitar pukul 14.00. Targetnya Pak Ustad umroh pertama dapat dilakukan pada sore hari sehingga jamaah bisa sekalian magrib di Masjidil Harram. Rencananya seperti itu. 

Tapi apalah daya, bis yang akan membawa kita menuju Makkah baru bisa parkir di depan hotel pukul 11.00. Jalanan macet parah katanya. Belum lagi proses memasukkan bagasi. Alhasil kita baru berangkat lewat siang hari dari Madinah. 

Perjalanan Madinah - Mekkah sekitar 4-5 jam. Sekitar waktu ashar, kami sampai di Masjid Bir Ali, sholat Ashar sekaligus miqot atau berniat untuk menjalankan ibadah umroh, yang ditandai dengan memakai pakaian ihrom dan sholat sunnah ihram. 

Masjid Bir Ali. Biasanya ini menjadi tempat Miqot bagi jamaah yang bertolak dari Madinah.

Dari sini, perjalanan kembali di lanjutnya. Rombongan sempat berhenti di rest area saat waktu magrib, tapi nggak ingat nama daerahnya. 

Sekitar pukul 21.00, kami tiba di hotel Le Meridien. Pak Ustad mengarahkan untuk makan malam dulu, lalu lanjut shola isya dan bersiap secukupnya, karena kita akan langsung melaksanakan umroh. Setelah ini, saya sudah tidak memperhatikan waktu lagi,  jam berapa akhirnya rombongan menuju Masjidil Harram dan melaksanakan satu persatu rangkaian ibadah umroh, mulai dari tawaf di Ka'bah, sya'i dari bukit Shofa ke Marwa kemudian tahalul atau memotong sedikit rambut sebagai penutup rangkaian ibadah umrah. 

Hal-hal yang saya ingat saat itu adalah betapa kami semua merasa deg deg an, khawatir batal wudhu, khawatir dengan hal-hal yang membatalkan umroh lalu harus terkena dam dan lain sebagainya. Ya, setidaknya bagi saya dan sebagian besar rombongan ini adalah pengalaman pertama kami. 

Hal lain yang masih membuat saya merinding hingga hari ini adalah lepas kami semua selesai melakukan tawaf. Atas arahan pak Ustad, kami melakukan sholat 2 rakaat di depan Ka'bah lalu minum air zamzam. Saat itulah, melihat bangunan persegi berwarna hitam di depan mata, tanpa di sadari air mata lagi-lagi keluar. Beberapa jamaah mulai video call dengan kerabatnya. Sayapun ingin menelpon mama, tapi ingat di Indonesia sekarang pasti sudah tengah malam. Akhirnya hanya bisa bicara sendiri dalam hati:  

"Ma, terimakasih sudah melahirkan anak 'karengkang' ini, anak 'nan indak bisa indak' kalau kata Bapak (kakek) dulu waktu masih kecil, anak yang membuat mama mengalami banyak kesusahan pun hingga seusia ini. Ma, maaf untuk kemarahan saya untuk hal-hal yang terjadi di masa lalu. Ya Allah, terimakasih atas  takdir yang Engkau titipkan lewat  rahim ibuku ini. Banyak hal yang ingin kupertanyakan atas takdir ini, tapi hari ini aku sadari,  ternyata ini berkah dari Mu yang menempaku hingga sejauh ini," 


Sesembab itu mata kalau abis curhat wkwkwk..muka bengap entah karena abis nangis atau karena belum tidur. Kerudung coklat ini paket seragaman dari travel, yang lain pas mereka pake cakep aja, giliran di pake saya  malah jadi kayak daster wkwkwk... Dikasih syal juga, semula saya pikir karena musim dingin. Ternyata tidak demikian saudara, syal ini sengaja di bikin gonjreng ternyata ada maksudnya: biar gampang  nyarinya kalau ada yang tercecer hahahah


Selesai melakukan rangkaian rukun umroh, dan beristirahat sejenak di pelataran Masjidil Haram, sambil mendengarkan cerita pak Ustad tentang bekas rumah Abu Jahal yang kini dijadikan toilet, rumah Siti Khadijah yang kini jadi perluasan Masjidil Haram, dan rumah kelahiran nabi Muhammad SAW yang kini jadi perpustakaan. Sempat terbersit...kayaknya bakalan seru ya kalau ngebolang mengunjungi situs-situs peradaban Islam di sini :) 

Setelahnya, kami kembali ke hotel. Sempat ada yang ingin lanjut sholat subuh di Masjidil Haram, namun pak Ustad lagi-lagi mengingatkan, agar mengutamakan menjaga kesehatan, karena kita sudah seharian beraktifitas. Lagi-lagi kami semua manut, balik hotel untuk istirahat dan sholat subuh di hotel saja. 

Saya tidak ingat apa-apa saja yang saya lakukan sekembalinya ke hotel. Hanya saja begitu terbangun dipagi harinya, banyak notif di WA maupun di Instagram, ucapan selamat hari lahir dari keluarga dan sahabat. Saat itulah saya tersadar, hari ini 15 Januari 2024 - hari yang sama dengan 38 tahun yang lalu ibu saya mempertaruhkan nyawanya untuk saya. Sedetik kemudian saya membongkar galery, mengecek foto di depan Ka'bah semalam dan lagi-lagi saya tertegun. Jarum jam pada menara jam menunjukkan waktu 00.45, itu artinya hari sudah berganti. Ya allahh...umroh ini benar-benar terlaksana di hari lahir saya. teringat omongan asal ke manajemen kantor beberapa bulans ebelumnya "Ingin umroh barengan ulang tahun,"

Sungguh...saya tidak dapat berkata-kata lagi selain lari ke kamar mandi lalu menangis sejadi-jadinya. 

....
....

Beberapa waktu kemudian, ada yang bertanya saat umroh dapat kejadian apa aja? saya jawab dapat beli korma enak satu dus sama dapat dua anak onta :)

Dear Yeorobun...yang saya dapatkan saat itu adalah kasih sayang Nya.. I feel it. 


Komentar

Postingan Populer