Galau di Awal Februari
GALAU
Begitulah suasana hati saya hari ini. Padahal, ini adalah Jum’at.
Helloooo man,, today is Friday and tomorrow is Saturday. I love Friday very
much, but not this Friday. I can’t say TGIF.
Well, kenapa GALAU? Karena project yang saya handle gagal.
Meski partner kerja saya bilang masih terlalu premature untuk bilang gagal,
tapi buat saya ini sudah gagal.
Jadi begini ceritanya. Klien saya, sebuah organisasi sosial
di Indonesia tercinta ini untuk ketiga kalinya mengontak saya untuk menyelenggarakan
sebuah konferensi pers. Menurut dia, konferensi pers kali ini lebih menarik
daripada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang melibatkan wartawan dan tentu saja
saya sebagai public relationnya.
Jadilah saya memenuhi undangannya untuk bersama-sama membahas
rencana kegiatan tersebut. Melihat konsep dan isu yang mau di usung, dalam
benak saya saat itu sudah terbayang ini adalah isu yang seksi. Media akan
tertarik. Pesan yang diangkat cukup kuat, ada misi sosial di dalamnya. Selain
itu, waktu pelaksanaan acara juga sangat tepat, yaitu hari Kamis. Artinya, hari
Jum’at biasanya adalah waktunya bagi media cetak untuk menurunkan berita yang
berkaitan dengan pendidikan, kesehatan dan humaniora-cocok dengan isu yang akan
diangkat dalam kegiatan tersebut. Hanya saja, satu yang menjadi kekhawatiran
saya, lokasinya sangat tidak asyik.
Lokasinya di hotel X yang berada di sekitar Tebet. Lokasi yang
menurut saya sebagai mantan wartawan yang semasa menjelajah Jakarta amat sangat
dihindari. Sulit dijangkau, apalagi bagi yang nggak pake motor. Bawa mobil atau
naik angkutan umum??? Tua di jalan deh. Macet, meski ini masalah umum Jakarta,
tapi kea rah hotel X itu sangat ribet. Exit tol yang dekat situ kalau nggak
salah Cuma ada satu. Sisanya, jalanan padat kendaraan. Ampun deh. Dan selain
itu, acaranya berlangsung pagi hari. Cuma sayangnya, klien saya sudah kadung
pesan tempat di sana. Mau di cancel
agak ribet. Ya sudahlah, yang terjadi terjadilah.
Maka pada hari H, subuh –subuh saya sudah gowes sepeda dari
rumah menuju kantor. Eh, sepedanya di parkir depan kompleks sih, sisanya naik
angkot :p.
Akhir kata - dengan
mengesampingkan perjuangan mencapai tekape –
acarapun berlangsung. Media yang datang yaaa lumayanlah. Namun,
sayangnya, beberapa teman media yang saya harapkan datang dan sudah confirm akan
hadir, ternyata tidak datang. Ada yang lapor tiba-tiba ditugasin ke tempat
lain, ada yang bilang g keburu dan minta dikirimin rilis dan hasil wawancaranya
dan tentu saja, ada juga yang g ada kabar. Huff… mulai galau deh…
Galau yang kemarin, ternyata berlanjut hari ini. Jika
biasanya, satu hari setelah menghandle project media relation saya ingin
buru-buru baca Koran di markas, kali ini tidak. Malahan ada perasaan enggan
buat datang ke kantor. Sudah feeling kali yaaa… L
Well, benar saja. Hanya ada satu Koran yang naikin
beritanya, porsinya juga pas-pasan. Namun, karena si Koran itu salah satu yang
wartawannya g hadir tapi amat sangat saya harapkan kehadirannya, dan ternyata
nongol beritanya…ahayy…galau ini sedikit terobati. Tapi masih ada 5 target lagi
yang belum beredar. Galaupun berlanjut.
Di tengah kegalauan, saya coba evaluasi proses kerja yang
saya lakukan. Dibanding 2 project sebelumnya (dengan klien dan kegiatan yang
sama), berikut kekuatan yang bisa saya jabarkan:
-
- Waktu tersedia cukup banyak (sebelumnya selalu mepet,
Cuma ada waktu 4-6 hari
- Ada waktu banyak untuk menggodok materi
-
- Link/ approach media meningkat hingga level
editor& redaktur
Meski saya merencanakan dengan sangat matang, namun Tuhan
juga yang memutuskan. Kenapa bisa, H-2
yang mestinya jadwal saya bertelepon lagi dengan para undangan, telepon di
markas mati total seharian. Dari pagi sampai malam. Dan tidak lupa menambahkan
acara ngomel-ngomel ke PLN. Ckckckck…..
Rencana Tuhan terlihat semakin jelas hari ini. Di tengah
keoptimisan saya menghadapi hari itu, sedikit kekhawatiran yang sebelumnya
muncul ternyata jadi juga L
dan galau itupun berimbas sampai hari ini. Media cetak sepi berita L
Meski masih ada last
effort yang bisa saya lakukan dan
akan saya lakukan hingga satu minggu ke depan, tapi tetep saja, rasa galau
akibat ‘kegagalan’ itu tak bisa diusir. Maka hari-hari pertama di bulan penuh cinta iniipun saya isi dengan rasa galau.
Suasana hati yang tidak enak itupun
mengarahkan jemari saya untuk kembali menimba ilmu mengenai hubungan wartawan
dan PR, tentu saja melalui om google.
Bagaimana hasil pembelajaran saya hari ini di dunia maya? Akan lebih
baik saya tungkan di tulisan yang berbeda.
See yaaa…
Komentar
Posting Komentar