Lilis
Hari ini gw mau cerita tentang Lilis.
Gw ketemu Lilis di PAUD Pena Emas, Kalimantan Barat, Sabtu 5 Maret yang lalu . Waktu itu, dia ikut
menyambut rombongan bersama belasan anak-anak mungil lainnya.
Awalnya, Lilis tidak terlalu menjadi perhatian gw. Dia sepertinya sama seperti
anak-anak lainnya. Ikut menari dan bernyanyi bersama. Bahkan, ketika gw ikut
maju ke depan dan memandu anak-anak itu bernyanyi dan menari, Lilis masih luput
dari perhatian gw.
Sampai saat gw sudah capek dan mulai berkeringat, gw berhenti ikutan mereka
loncat-loncat dan duduk saja di depan mereka. Sambil kipas-kipas, gw mulai
perhatikan anak-anak itu satu persatu. Dan mata gw pun mulai mengawasi sosok
Lilis yang mungil itu.
Lilis ikut berdiri paling depan bersama teman-temannya yang lain. Namun, tidak
seperti kebanyakan temannya yang sibuk tertawa-tawa dan bercanda, Lilis terlihat
datar dan sibuk memperhatikan siapa yang sedang memandu lagu. Dia memperhatikan
dan mendengarkan dengan serius.
Ada satu lagu, judulnya Marina Menari. Lagu Marina Menari itu dibawakan dengan
gerakan-gerakan tangan yang khas. Tangan naik turun dan diputar-putar. Gerakan
yang mudah sebenarnya. Anak-anak lain dengan cepat bisa menirukan gerakan Marina
Menari.
Tapi Lilis tidak. Dia menatap gerakan-gerakan yang diperagakan, kemudian baru
bisa menirukannya. Dan seringkali, Lilis baru bisa menirukan gerakan pertama
ketika yang lainnya sudah pindah ke gerakan ke dua. Dan begitu seterusnya.
Tahu gw memperhatikan Lilis, seorang guru memberitahu gw kalau Lilis
perkembangannya terlambat. Guru itu memberitahu gw namanya Lilis.
Lilis lebih kecil dari anak-anak seumurnya, lebih lama dalam memahami sesuatu
dan lebih lama juga untuk mengerjakan sesuatu. Hingga berusia 5 tahun, Lilis
belum bisa bicara dengan lancar.
Saatnya istirahat.
Anak-anak lain sibuk bermain main dan berlari-larian. Tiba-tiba gw lihat Lilis
di pojok ruangan sendirian. tahu apa yang dia lakukan? dia masih menirukan
gerakan gerakan tangan Marina Menari.
Tidak tahu kenapa, saat itu gw sangat ingin memeluk dia. Baru saja ingin
mendekati, seorang ibu datang dan menggendong Lilis dan membawanya pergi.
Mungkin itu ibunya.
Setelah itu gw tidak melihat gadis mungil itu lagi.
Seharian itu gw memikirkan Lilis. Hmm...mungkin cen tahu, hari itu gw pikirkan
sesuatu. Dia beberapa kali nanya apa gw baik-baik saja.
Kabar terakhir gw dapat dari Gloria kemarin, Lilis belum jadi duta anak WVI.
Hanya anak yang telah menjadi duta anak yang bisa disponsorin. Info yang dia
kasih kemarin, mengenai sudah ada yg sponsorin Lilis ternyata salah. Dia salah
anak.
Gw sudah minta Gloria, bantu Lilis untuk jadi duta anak. Dia bilang akan
usahakan, tapi tidak bisa janji.
Gloria sempat heran kenapa gw begitu ngotot untuk Lilis.Gw hanya ingin membagi
apa yang gw bisa berikan untuk Lilis, gw ingin dia diperhatikan sedikit lebih
banyak dari yang sudah dia dapat selama ini. Perhatian dan kasih sayang, semoga
bisa membuka jalan bagi masa depan Lilis nantinya.
Gw ketemu Lilis di PAUD Pena Emas, Kalimantan Barat, Sabtu 5 Maret yang lalu . Waktu itu, dia ikut
menyambut rombongan bersama belasan anak-anak mungil lainnya.
Awalnya, Lilis tidak terlalu menjadi perhatian gw. Dia sepertinya sama seperti
anak-anak lainnya. Ikut menari dan bernyanyi bersama. Bahkan, ketika gw ikut
maju ke depan dan memandu anak-anak itu bernyanyi dan menari, Lilis masih luput
dari perhatian gw.
Sampai saat gw sudah capek dan mulai berkeringat, gw berhenti ikutan mereka
loncat-loncat dan duduk saja di depan mereka. Sambil kipas-kipas, gw mulai
perhatikan anak-anak itu satu persatu. Dan mata gw pun mulai mengawasi sosok
Lilis yang mungil itu.
Lilis ikut berdiri paling depan bersama teman-temannya yang lain. Namun, tidak
seperti kebanyakan temannya yang sibuk tertawa-tawa dan bercanda, Lilis terlihat
datar dan sibuk memperhatikan siapa yang sedang memandu lagu. Dia memperhatikan
dan mendengarkan dengan serius.
Ada satu lagu, judulnya Marina Menari. Lagu Marina Menari itu dibawakan dengan
gerakan-gerakan tangan yang khas. Tangan naik turun dan diputar-putar. Gerakan
yang mudah sebenarnya. Anak-anak lain dengan cepat bisa menirukan gerakan Marina
Menari.
Tapi Lilis tidak. Dia menatap gerakan-gerakan yang diperagakan, kemudian baru
bisa menirukannya. Dan seringkali, Lilis baru bisa menirukan gerakan pertama
ketika yang lainnya sudah pindah ke gerakan ke dua. Dan begitu seterusnya.
Tahu gw memperhatikan Lilis, seorang guru memberitahu gw kalau Lilis
perkembangannya terlambat. Guru itu memberitahu gw namanya Lilis.
Lilis lebih kecil dari anak-anak seumurnya, lebih lama dalam memahami sesuatu
dan lebih lama juga untuk mengerjakan sesuatu. Hingga berusia 5 tahun, Lilis
belum bisa bicara dengan lancar.
Saatnya istirahat.
Anak-anak lain sibuk bermain main dan berlari-larian. Tiba-tiba gw lihat Lilis
di pojok ruangan sendirian. tahu apa yang dia lakukan? dia masih menirukan
gerakan gerakan tangan Marina Menari.
Tidak tahu kenapa, saat itu gw sangat ingin memeluk dia. Baru saja ingin
mendekati, seorang ibu datang dan menggendong Lilis dan membawanya pergi.
Mungkin itu ibunya.
Setelah itu gw tidak melihat gadis mungil itu lagi.
Seharian itu gw memikirkan Lilis. Hmm...mungkin cen tahu, hari itu gw pikirkan
sesuatu. Dia beberapa kali nanya apa gw baik-baik saja.
Kabar terakhir gw dapat dari Gloria kemarin, Lilis belum jadi duta anak WVI.
Hanya anak yang telah menjadi duta anak yang bisa disponsorin. Info yang dia
kasih kemarin, mengenai sudah ada yg sponsorin Lilis ternyata salah. Dia salah
anak.
Gw sudah minta Gloria, bantu Lilis untuk jadi duta anak. Dia bilang akan
usahakan, tapi tidak bisa janji.
Gloria sempat heran kenapa gw begitu ngotot untuk Lilis.Gw hanya ingin membagi
apa yang gw bisa berikan untuk Lilis, gw ingin dia diperhatikan sedikit lebih
banyak dari yang sudah dia dapat selama ini. Perhatian dan kasih sayang, semoga
bisa membuka jalan bagi masa depan Lilis nantinya.
Komentar
Posting Komentar